Selasa, 23 November 2010

RM. Haryanti Digandrungi Mahasiswa

Berbicara kuliner Jatinangor, kita berbicara tentang konsumsi anak kos tentunya. Anak kos (mahasiswa Unpad) menjadi sasaran empuk bagi pedagang-pedagang yang ada di Jatinangor ini. Dapat kita lihat, kebanyakan warga Jatinangor  berlomba-lomba membuka usaha makanan ini. Meskipun terbilang "padat", tapi tetap saja pedagang seakan tak pernah kehabisan ide memunculkan bermacam-macam masakan. 

Salah satu tempat makan yang sering dikunjungi mahasiswa adalah Rumah Makan Haryanti. Rumah makan ini terletak strategis. Ketika keluar gerbang kita dapat langsung menemukan rumah makan ini. Sebagian mahasiswa menilai Rumah Makan Haryanti ini murah. Namun, ada juga yang menyenangi RM. Haryanti ini sebagai tempat  nongkrongnya.Kenyamanan makan di Haryanti dirasakan oleh Eis Honesty Nosa, jurusan Sastra Inggris 2009. Ia dan teman-teman sering berkumpul di Haryanti ini. Menurutnya yang membuat Haryanti itu nyaman adalah saung-saung pada bagian bawah. “Disana kita bisa rapat dengan leluasa.Seringkali dalam rapat itu rekan-rekan kita ribut. Namun, asiknya pegawai Haryanti tidak menegur kami. Mungkin mereka maklum akan hal itu. Pemiliknya juga tidak membatasi waktu disini. Hal inilah yang membuat saya nyaman berkumpul disini,” ungkap Eis.

“Haryanti ini sudah begini dari dulunya,” ujar Jajar Sudrajat, pemilik Rumah Makan Haryanti. Ia mengaku Haryanti ini sudah ada saung-saungnya sejak dulu. Niat untuk merenovasi Haryanti tidak terlintas oleh pemiliknya karena rukonya sendiri masih mengontrak. Jadi ia tidak dapat melakukan apa-apa pada ruko ini. Ketika ditanyai berapa pendapatan per harinya, Pak Jajar enggan untuk menyebutkan angkanya. Ia hanya menyebutkan karyawan Haryanti yang berjumlah 12 orang dan uang kontrakan lima juta per bulan. Sehubungan dengan banyaknya pelanggan yang makan disini, Pak Jajar sendiri tidak memunyai strategi-strategi khusus untuk menggaet pelanggannya. Ia hanya mengunggulkan lauknya, ayam penyet, sebagai ciri khas Haryanti. Mengenai Haryanti yang sering dijadikan tempat “nongkrong” bagi mahasiswa tidak menjadi persoalan bagi pemilik Haryanti ini. Ia membebaskan siapa pun untuk berdiskusi maupun mengadakan rapat di saung, asal memesan makanan dari Haryanti sendiri. (Suci Amelia Harlen)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar